Merayakan bulan puasa di Turki
Ditulis oleh arief | |
Kamis, 17 September 2009 | |
Sebagian besar penduduk Turki menganut agama Islam, di negara yang sebagian besar memiliki penduduk Muslim, bulan Ramadhan tidak akan dapat dilupakan dan ditinggalkan begitu saja. Dalam bulan ini, banyak hal unik dan menarik yang ada di Turki, tidak hanya kebiasaan, tapi juga makanan yang hanya muncul pada bulan Ramadhan ini. Turki menyebut bulan Ramadhan dengan sebutan Ramazan. Mari kita amati kebiasaan penduduk negara ini mulai sahur yuk... Hari pertama Ramadhan di Turki dimulai dengan pengumuman secara resmi oleh pihak berwenang. Para penduduk Turki akan memulai puasa dengan menyiramkan minyak wangi dan air mawar ke ambang pintu rumah. Setelah itu mulailah hari pertama puasa dengan persiapan menu untuk sahur hari pertama. Salah satu hal yang unik di Turki selama bulan Ramadhan, adalah munculnya para penabuh genderang yang akan menabuh genderang yang mereka bawa pada sekitar jam 3 pagi. Tujuannya tidak jauh dari kelompok-kelompok calung yang ada di daerah Jawa Barat, membangunkan orang untuk sahur, sekaligus juga untuk mengingatkan apabila waktu sahur sudah akan habis. Kebiasaan unik ini terlihat jelas di Istanbul, para penabuh drum akan saling bersaing untuk membangunkan umat dengan menyanyikan lagu-lagu indah bersamaan dengan tabuhan drum mereka, bahkan ada beberapa yang menabuh drum sambil menyanyi dan naik motor untuk mempercepat gerak mereka. Di penghujung Ramadhan, di hari yang disebut sebagai Sugar Festival. Para penabuh drum yang jumlahnya bisa mencapai lebih dari 1000 orang di Istanbul, ibukota Turki, akan menabuh genderangnya di siang hari. Mereka berjalan sambil mengetuk pintu rumah penduduk tempat mereka biasa berkeliling sambil menabuh drum untuk mengumpulkan uang tips sebagai 'upah' mereka membangunkan keluarga yang ada selama bulan Ramadhan. Setelah berpuasa seharian, maka seperti biasa, hari puasa akan diakhiri dengan berbuka bersama. Hal yang unik adalah cara mereka memberitahukan bahwa puasa hari itu sudah berakhir yaitu dengan menyalakan lampu menara-menara masjid. Di Turki, selain adzan berkumandang, sebagai tanda bahwa sudah saatnya berbuka, menara-menara akan menyalakan lampu hias mereka. Lampu ini akan dibiarkan menyala sampai waktu untuk berpuasa dimulai lagi pada keesokan harinya. Selain lampu, ternyata cara kedua lebih unik lagi. Hampir semua kota memiliki meriam sebagai peninggalan Kekaisaran Ottoman, bekas pertempuran di masa lalu. Semua meriam ini terawat baik, karena pada saat waktu berbuka, meriam ini mengambil peran penting. Meriam-meriam ini akan dinyalakan, dan bunyi ledakan meriam inilah yang menggantikan bunyi beduk sebagai penanda bahwa sudah saatnya berbuka di Turki. |