Musim Dingin di Shanghai
Ditulis oleh andri kurniawan |
Senin, 06 Juli 2009 |
SETELAH perjalanan melelahkan sekitar 5 jam menumpang Malaysia Airlines dari Kuala Lumpur, Malaysia, akhirnya rombongan bisa menginjakkan kaki di Bandara Pu Dong International Airport, Shanghai. Menikmati keindahan Kota Shanghai sebagai salah satu kota besar yang perkembangannya sangat cepat adalah kesempatan emas yang tidak bisa diperoleh dengan mudah. Paling tidak butuh beberapa persiapan untuk sampai di kota ini. Mulai persiapan dana, pengurusan paspor dan visa kunjungan, serta kesiapan mental jika memilih berkunjung saat musim dingin.
Kendala bahasa memang tak perlu dikhawatirkan, beberapa biro travel di kota ini menawarkan jasa pemandu ( guide) yang bisa berbahasa Indonesia, Inggris, maupun Mandarin. Kebetulan pemandu kami lancar berbahasa Indonesia karena mengenyam kuliah di Fakultas Bahasa Indonesia Peking University.
Dia juga rajin belajar kepada warga negara mereka yang dulu sempat tinggal di Indonesia dan kembali ke China. Sewaktu mendarat di bandara, kami diingatkan untuk mengenakan pakaian tebal (jaket).
Saat melihat SMS yang masuk, saya pun kaget. Operator seluler di sana mengirimkan pesan singkat tentang ucapan selamat datang di Kota Shanghai dan mengabarkan suhu di Kota Shanghai yang saat itu berada pada posisi 5 derajat Celsius. Walau cuaca terasa sangat dingin, kami tetap naik bus dan berkeliling Kota Shanghai setelah sarapan pagi di salah satu restoran dekat Bandara Pu Dong International.
Objek wisata pertama yang kami tuju adalah Shanghai Jiao Tong University (SJTU). Karena misi utama mengunjungi Kota Shanghai adalah untuk studi banding dan belajar banyak tentang pola belajar di kota yang sangat berkembang itu.
SJTU merupakan salah satu universitas tertua di China yang berdiri sejak 1896 dan berada langsung di bawah naungan Kementerian Pendidikan RRC dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Pemerintah Kota Shanghai. Lokasi kampus di sana sangat asri dan bersih. Mahasiswanya kebanyakan menggunakan sepeda ke kampus.
Sangat jauh berbeda dengan di Indonesia. Untuk menjangkau kampus, mahasiswa Indonesia berlomba-lomba untuk memamerkan harta kekayaan orangtua dengan memaksakan diri naik mobil ke kampus. Kesempatan kedua, kami mengunjungi kampus Fudan University yang letaknya tidak terlalu jauh dari SJTU.
Kampus ini juga sudah berusia 103 tahun (berdiri tahun 1905). Setelah misi utama studi banding selesai, kami pun menghabiskan waktu yang tersisa untuk mengunjungi beberapa objek wisata di Kota Shanghai setelah chek in ke Hotel Rendezvous Merry di Yanan Road, Shanghai.
Ginko Biloba
Melihat lebih dekat proses pembuatan obat-obatan tradisional China menjadi salah satu kegiatan wisata kami. Terletak di kawasan Bao Shu Tang, Longwu Road Shanghai, China, kami menyaksikan beragam jenis tanaman yang tumbuh subur dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan-bahan obat tradisional.
Di kawasan ini, kami diperkenalkan dengan tanaman ginko biloba. Banyak yang tahu kalau ginko biloba adalah sejenis obat untuk membuat orang agar tidak mudah lupa. Ternyata, ginko biloba adalah nama pohon, yang mungkin saja bagian dari pohon inilah yang merupakan asal obat tersebut, bisa daun, akar, bunga atau kulit batang pohonnya.
Beberapa dari teman satu rombongan ada yang membeli obat-obat tradisional tersebut untuk dibawa ke Indonesia. Hitung-hitung, sekalian wisata dapat membawa manfaat untuk kesehatan. |
By pande-baliwisata with